Latest Posts

Just Like Rome

By 5:08 am ,

Seperti manusia, “Rome wasn’t build in a day”, maka dari itu manusia memiliki waktu sepanjang hidupnya untuk membangun apa yang ada dalam dirinya. Mengembangkan pola pikir dan kemampuannya. Kalau binatang bertindak bedasarkan insting, manusia bertindak bedasarkan pikiran. Sebuah etika dan tata krama adalah ‘baju’ bagi manusia untuk layak menyebut dirinya manusia.

Etika yang memiliki arti ilmu tentang asas-asas akhlak adalah bukti bahwa manusia menghargai sesamanya. Etika itu adalah hal-hal ‘sepele’ bagi sebagian orang namun memiliki arti besar bila dilakukan. Kalau orang memberi sesuatu ucapkan ‘terima kasih’, hormati orang yang lebih tua, sayangi yang muda dan jangan memandang randah orang lain. Etika, yang kemudian berkaitan erat dengan akhlak adalah kunci bagi siapapun di dunia yang ingin mendiami surga suatu hari nanti. Ada sebuah cerita yang mengisahkan seorang pelacur yang berakhir di surga. Saat sang pelacur membawa semangkuk kecil berisi air di tangannya, ia melihat seekor anjing. Anjing itu memandangi air yang berada di tangannya dengan tatapan penuh kehausan. Tidak lama kemudian ia memberikan sisa air satu-satunya itu kepada sang anjing. Sang pelacur pun mati karena kekeringan sedang sang anjing selamat. Akhlak menolong sesama menyelematkannya dari neraka.

Berbeda dengan etika, kalau tata krama berkaitan dengan kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil dari pemikiran manusia dan tata krama adalah cerminannya. Jangan menyebut diri berbudaya kalau tidak memiliki tata krama. Di Barat, orang-orang tidak memakan dengan tangan karena mereka menganggap itu tidak sopan. Di Indonesia itu hal yang biasa. Di Jepang yang mayoritas masyarakatnya bersifat kaku akan merasa aneh kalau ada orang asing yang bersikap hangat kepada mereka. Betapa pentingnya sebuah tata krama hingga muncul yang namanya table manner atau sekolah-sekolah kepribadian. Tata krama bisa saja dipelajari tetapi tidak ada yang memberikan jaminan pasti bahwa itu bisa tertanam. Seperti etika, tata krama harusnya dibentuk sejak manusia kecil. Haruslah ditanam, bukan sekedar dipelajari.

Seorang teman –perempuan, menceritakan pengalamannya di Jepang. Ia baru sebulan menginjak Jepang dan merasa senang karena menemukan seorang Jepang –yang juga perempuan, yang akrab dengan dirinya. Seperti kebanyakan perempuan, bergandengan, berpelukan adalah hal yang biasa. Di akhir kepindahannya, teman Jepang-nya itu meminta maaf kepada teman saya. Tentang apa? Tentang, “Maaf, saya bukan seorang lesbian “. Kehangatan yang disalah-artikan.
Seperti Roma yang indah, manusia juga adalah makhluk yang indah, terlepas dari bentuk fisiknya. Mereka bisa tersenyum, tertawa bahkan menangis. Memiliki rasa yang tidak dimiliki para malaikat. Dalam legenda Yunani pun pernah diceritakan kalau para Dewa sebetulnya iri pada manusia. Ketidakabadian yang dimiliki manusia adalah hal yang menakjubkan bagi para Dewa. Kamu tidak akan secantik seperti ini di lain waktu. Dengan begitu kita akan belajar untuk menghargai hari ini, belajar dari masa lalu dan berharap untuk masa depan. Karena hari-hari di dunia bisa berakhir kapan saja, kita belajar untuk menghargai setiap makhluk yang ada di dalamnya.

Jadi betapa sedihnya Tuhan melihat makhluk cantik ciptaannya bersikap layaknya bukan manusia. Manusia membunuh, menganiaya, menghina sama saja dengan manusia yang mengingkari sifat kemanusiaannya. Bayangkan dunia tanpa etika dan tata krama. Bayangkan sebuah dunia sepi individual yang dingin melebihi Antartika. Kamu tidak tersenyum saat bertemu dengan orang lain. Tidak menyapa dengan orang dikenal. Tidak ada salam ketika kamu masuk atau keluar rumah. Semua bisu, semua diam. Pembicaraan yang terjadi hanyalah sebuah perkataan tanpa rasa. Tidak ada tutur kata, tidak ada ekspresi.

Akhlak atau etika adalah apa yang ada di hati dan tata krama akan bergerak bedasarkan itu. Kalau hati adalah emas maka perilakunya akan bercahaya cemerlang. Sedang bila hati hitam maka orang hanya bisa melihat kegelapan. Hargai apa yang Tuhan berikan. Hargai otak yang ada di kepalamu, hati di dadamu dan tangan serta kakimu untuk bertindak. Jangan sampai membuat Tuhan kecewa melihat banyak makhluk cantik ciptaannya berakhir di api neraka. Buktikan pada iblis kalau kita adalah makhluk –yang meski terbuat dari tanah, namun indah. Buktikan bahwa kita layaknya Kota Roma. Yang tampil cantik dengan menggunakan sepanjang waktu hidupnya untuk terus membangun ‘kecantikan’ itu.

You Might Also Like

0 comments