Latest Posts

Catatan Kecil Untuk Para Wartawan Serius

By 11:21 am

saya mengambil kuliah jurusan fikom karena saya tau kalau di sana ada jurusan jurnalistik. yang saya tau dulunya fikom itu isinya anak-anak gaul yang mempelajari hal tidak penting.

saya cuma suka menulis makanya masuk kesana. namun begitu masuk ke dunia itu -memang anak gaulnya banyak sekali! (mega banyaknya, bahkan giga). jadi saya cuma anak sma yang suka menulis dan menceburkan diri ke kolam kegaulan fikom.

beruntung manusia2 di jurusan jurnalistik ini -selain gaul, mereka juga idealis, cerdas, dan berkarakter. meski ada hal-hal gaul lainnya yang mereka lakukan. hedonisme yang tidak bisa dihindari oleh anak muda zaman sekarang -ngabisin duit buat minum, bukan minum air putih, kamu tau maksud saya.

tapi, kemudian saya menemukan berbagai tipe orang di sini. saya sebutkan satu-satu:
1. orang yang terlalu idealis - ciri-ciri: pikirannya idealis sekali, ngomongin tentang politik ini-itu, bacaannya koran, lulus lama nggak tau kenapa eh bgitu dicek ke perpus, skripsinya sekedar 'apresiasi'. pret!
2. jurnalis musik wannabe - ciri-ciri: nme dan spin wajib di-likes di fb, pantengin pitchfork jga. hobi sekali nge-gigs, cita-citanya jobtre di trax atau rollingstones. rasis dengan genre musik tertentu. lupa kalau musik adalah bahasa universal.
3. jurnalis kelas akselerasi - ciri-ciri: wajib baca koran di kampus, cita-cita jadi wartawan tempo, sesuatu yang diobrolin harus penting (apa yang sedang heboh dibicarakan di metro atau tvone), kalau bukan soal itu nggak penting. anti infotaiment.
4. fotografer jurnalis wannabe - ciri-ciri: wajib punya kamera slr. omongannya nggak jauh-jauh dari lensa dan teman2nnya. secara umum mereka menyenangkan dan tingkat ke-jurnalistikannya dalam taraf normal.

nah, saya tidak tahu saya masuk yang mana.
belakangan saya sering meliput yang berhubungan dengan musik tetapi sungguh saya tidak kepikiran untuk menjadi jurnalis musik. saya juga nggak menggila-gilai seorang wartawan musik manapun. ya saya tahu adib, ya saya tahu remy tapi siapa juga yang nggak?

selera musik saya juga beragam. dari tipe nme, spin, dan teman-temannya sampai ke kpop. dari rock sampai pop. apapaun selama itu menyenangkan di telinga.

saya juga anti berdandan lusuh seperti kebanyakan wartawan. katanya wartawan semakin lusuh semakin pintar otaknya.. katanya penampilan berbanding terbalik dengan otak. jih! orang-orang itu berarti tidak menghargai ciptaan Tuhan. manusia itu sempurna luar dalam.

saya pernah disinisin mbak2 wartawan bagian kriminal waktu nongkrong di kantor polisi. dia nggak mau saya tanya-tanya. somse sekali begitu melihat saya berpakaian rapih, lengkap dengan tas jinjing jeans (bukan ransel) -maaf bukan tas jinjing dgn brand kw ya, males juga liputan pake begituan, anti juga pake begituan -dan sepatu flat. dia bawa ransel segede kulkas, sendal jepit.

eh begitu teman saya penampilannya lusuh, dia mau jawab. ramah. kampret.
tolong sekali untuk para wartawan media-media 'sok serius' itu untuk mempelajari satu hal: dont judge a book by its cover. banyak perempuan cantik dengan otak cerdas di dunia ini yang sadar akan pentingnya penampilan rapih.

kalau anda berpikir mereka (wartawan pemula berdandan rapih) saltum maka anda harus belajar lagi mengenai satu hal: personalitas. cara berpakaian itu bentuk ekspresi anda. itu sebuah seni. ya seni, sama halnya dengan menulis yang juga adalah seni.

jadi, tolong sekali...

tidak semua wartawan cerdas itu lusuh.

jangan terjebak dalam stereotipe yang tidak perlu.



You Might Also Like

0 comments