pada satu malam yang gila, semua streotipe itu hilang. pada satu malam yang dingin berangin, sekumpulan anak muda berpikiran idealis memilih menjadi hedonis. pada momen yang berangka tunggal kemarin (11-1-11), sekumpulan anak muda yang biasa berjubah kotor mencoba glamor.

apakah salah?

apakah keliru?

hina saja bila itu menyenangkan

hina saja bila itu membuatmu lega

dan setelahnya begitu malam semakin malam, botol-botol bergulir. aroma menyengat menusuk hidung. ada euforia. ada tawa. ada senyum satir. ada kepulan asap. ada sinisme tersembunyi. ada bahagia. ada dosa. ada iblis. ada setan. ada malaikat.

Tuhan entah diletakkan di mana.

Ia cuma menyaksikan dari atas sana. Ia sudah memiliki rencana di buku harian. bagiku, bagimu, bagi kami. bagi semua.

meski hanya menilik. meski hanya mencoba menjadi malaikat di neraka. meski menjadi putih di pekat-pekatnya air comberan.

saya senang. saya melihat kehidupan. perbedaan. manusia. hasrat. hati. otak.

dua botol kemudian tinggal botol. ada yang terbang, ada yang menapak. setan-setan tau pesta telah usai. toh sejak tadi anggota telah berkurang. toh tinggal kami berlima ditinggal di tanah. toh sejak awal kami berlima tidak suka ketinggian.

apakah ingin lagi?

bersama mereka?

jika jawaban itu adalah "iya", apakah Tuhan akan menaruh saya satu sel dengan mereka?

jika "tidak", apakah saya tetap membatu seperti ini?

tenang saja

toh saya tidak suka terbang

toh saya tidak menghisap bunganya

toh jika semalam saja menjalang

bukan berarti saya adalah jalang