Latest Posts

Taman Bermain

By 6:49 am


Beruntunglah wahai manusia yang sedari dini menyadari gambar besar dalam skema yang dibuat Tuhan. Mungkin tidak bisa melihat juga, tetapi meyakini satu jalan dan mengimani sampai akhir. Ketika iman sudah mendampingi maka yang lain-lain adalah lubang di jalan mulus atau hujan deras kemarin sore -akan berakhir.

Tidak beruntung atau mungkin sulit adalah anak manusia yang menunggu kartu dimainkan nasib. Nasib si pemain kartu ulung yang sesukanya membuang kartu kunci. Terkadang ia suka menang atau dalam banyak hal tarik ulur antara menang atau kalau. Atau bahkan mengambang. Tidak jelas.

Bisa saja si anak manusia yang tidak beruntung itu menangisi atau mengutuki nasib, tetapi Tuhan Maha Baik. Tidak ada yang berakhir tanpa  menjadi apa-apa terkecuali ia yang memilih begitu. Kalau dilihat lagi, sebetulnya lucu. Hidup atau nasib sebetulnya memaksa untuk si anak manusia membuka mata lebih lebar lagi. Kalau tidak bisa memahami gambar besar, maka pelajari jejak-jejaknya. Tidak ada kebetulan. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja.

Si nasib tidak begitu saja membuang kartu ke atas meja judi. Toh daun bergoyang juga katanya atas perintah Tuhan.

Jadi, aku adalah anak manusia. Aku selalu terbawa permainan poker si nasib. Dulu sekali aku mengimani satu jalan tetapi meja kartu membawaku ke permainan lain. Kini aku ingin kembali menjadi pemain di kehidupan yang Tuhan berikan sedari aku di dalam rahim. Aku akhirnya menolak dimainkan karena hidup sudah permainan...mundur, lihat apa yang pernah kujajaki.

Imani. Yakini.

Hidup ini taman bermain dan aku adalah pemain.




You Might Also Like

0 comments