apa yang tidak kita ketahui, tidak akan menyakiti kita, tetapi dalam banyak hal, manusia takut dalam kegelapan. takut akan sesuatu yang tidak ia tidak ketahui.

saya pernah membaca sebuah percakapan ironis antara seorang manusia pedalaman dan manusia modern. manusia modern mengenalkan agama dan tuhan kepada si manusia pedalaman. si manusia modern mengenalkan apa itu dosa jika melanggar hukum tuhan. lalu, si manusia pedalaman bertanya, "bagaimana dengan mereka yang tidak penah tahu apa itu agama dan tuhan? apa mereka juga akan masuk neraka?" si manusia modern menjawab, "tidak, Tuhan memaafkan ketidaktahuan mereka" sang manusia pedalamanan lalu menjawab, "lalu, mengapa kau memberitahuku?"

dalam gelap. dalam ketidaktahuan, ada sebuah rasa aman di sana. manusia terisolasi dalam ketidaktahuan dan hidup tentram. lalu, dengan begitu, apa tidak tahu apa-apa kemudian menjadi jaminan sebuah rasa aman? sebuah hidup yang tentram dan damai sejahtera?

namun dalam ketidaktahuan manusia bisa hilang arah. tersesat. tidak tahu mana yang seharusnya dilakukan untuk kebaikan dan mana yang mungkar. jika terus-terusan mengisolasi diri dalam gelap, bagaimana kamu tahu itu gelap? bagaimana kamu tahu bahwa ada terang di seberang sana?

dalam banyak hal saya percaya bahwa Tuhan menciptakan dualisme untuk menyeimbangi kehidupan. siang dan malam, hitam dan putih, surga dan neraka...gelap dan terang. kehadiran yang satu bukan untuk menghilangkan yang lainnya. tetapi hadir untuk menggenapkan pasangannya. dualisme.

lalu apa guna gelap? apa guna ketidaktahuan dalam hidup?

seperti apa kata Goenawan Mohammad:


Manusia bisa tersesat, tapi sejarah menunjukkan bahwa iman tak pernah jera justru ketika Tuhan tak jadi bagian benda-benda yang terang.


dalam gelap, iman diuji. dalam gelap, iman adalah pijar kasat mata yang menuntun jalan. dalam gelap, Tuhan berbicara meski bukan dalam bentuk wahyu. Ia tak pernah sembunyi. Kita hanya perlu bersabar dan mengimani.